BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Seiring dengan perjalanan waktu,
kita telah memasuki periode reformasi delapan tahun telah berlalu, yang
ditandai dengan lengsernya Presiden RI Bapak Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.
Atmospir politik Indonesia waktu itu, ternyata berpengaruh keberbagai sendi
kehidupan yang masih terasa sampai sekarang ini, tidak terkecuali dunia
pendidikan. Sangat dirasakan oleh praktisi pendidikan ketika berhadapan dengan
subjek didiknya, sering kali guru sejarah kurang mendapat kepercayaan dari
siswanya dan masyarakat karena telah terjadi pembengkokan sejarah.
Runtuhnya Rezim Orde baru lahirlah
tantangan baru bagi guru sejarah dalam menjalankan tugasnya di sekolah, sejarah
sebagai seni dan ilmu telah dipertanyakan keobjektivitasannya. Oleh karena itu,
banyak yang menggugat adanya penulisan sejarah. Khususnya kontroversi sejarah G
30 S/PKI, Supersemar. Bagi guru bidang studi sejarah adalah salah satu yang
membingungkan karena jika masih menggunakan buku warisan Orde Baru mereka
mungkin akan di protes. Akan tetapi bagi guru sejarah waktu itu kesulitan untuk
mendapatkan buku edisi baru sebagai referensi objektiv. Fenomena seperti itu
adalah merupakan suatu tantangan berat bagi sejarawan akademisi dan pendidik
untuk dapat memberikan solusi terbaik untuk membuktikan adanya kebenaran fakta
sejarah. Bagi sejarawan bahwa sejarah masih dianggap penting artinya kebenaran
fakta sejarah dan juga bagi pendidikan pada umumnya serta pendidikan karakter
bangsa.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Pengertian
Pendidikan
2. Pengertian
Sejarah Indonesia
3. Karakteristik Pendidikan Sejarah
4. karakteristik
khusus yang membedakan Ilmu Sejarah
dengan ilmu-ilmu sosial lainnya.
5. Tujuan ideal dari
pendidikan sejarah
6. Sejarah
sebagai sumber dan media pendidikan
7. Proses
Pewarisan Nilai
8. Proses
Pembentukan Kesadaran Sejarah
1.3 Tujuan
dan Manfaat Penulisan
1.3.1
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
makalah ini adalah agar penulis dan pembaca dapat mengetahui Pengertian
Pendidikan, Pengertian
Sejarah Indonesia, Karakteristik Pendidikan Sejarah, karakteristik khusus
yang membedakan Ilmu Sejarah
dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, Tujuan
ideal dari pendidikan sejarah, Sejarah
sebagai sumber dan media pendidikan,
Proses
Pewarisan Nilai, dan Proses
Pembentukan Kesadaran Sejarah.
1.3.2
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari
penulisan makalah ini adalah agar penulis dan pembaca lebih memahami mengenai Pengertian
Pendidikan, Pengertian
Sejarah Indonesia, Karakteristik Pendidikan Sejarah, karakteristik khusus
yang membedakan Ilmu Sejarah
dengan ilmu-ilmu sosial lainnya, Tujuan
ideal dari pendidikan sejarah, Sejarah
sebagai sumber dan media pendidikan,
Proses
Pewarisan Nilai, dan Proses
Pembentukan Kesadaran Sejarah.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pendidikan
2.1.1 Pengertian pendidikan
menurut para ahli, sabagai berikut :
1.
Menurut Prof Dr John Dewey
Pendidikan adalah suatu proses
pengalaman karena kehidupan adalah pertumbuhan. Pendidikan berarti membantu
pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah proses
menyesuaikan pada tiap-tiap fase serta menambahkan kecakapan di dalam
perkembangan seseorang.
2. Menurut Prof
H Mahmud Yunus
Pendidikan adalah usaha-usaha yang
sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan
keilmuan jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak
kepada tujuannya yang paling tinggi, agar si anak hidup bahagia serta seluruh
apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
3. Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia 1991
Pendidikan diartikan sebagai proses
pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih
tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut
diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan
perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya.
Dari
beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu
yang tidak dapat dilihat.
2.2 Pengertian
Sejarah Indonesia
Sejarah
indonesia dapat didefinisikan sebagai sejarah indonesia, sejarah negara
indonesia atau sejarah kepulauan indonesia. Bangsa dalam pengertian antropologi
dan etnografi merupakan kesatuaan darah, atau kesatuan keturunan. Jika dalam
kaitan ini Belanda selalu membuat dikotomi bahwa suku bangsa indonesia bagian
timur tidak seasal dan seketurunan dengan bangsa indonesia bagian barat ini
dapat kita pahami bahwa sebagai salah satu upaya untuk melakukan penerapan
politik devide et impera. yang pada zaman dahulu digunakan belanda untuk
menjajah bangsa indonesia.
Jika
masih ada yang mempersalahankan masalah tersebut, pada dasarnya tidak
mengurangi arti dari suatu bangsa. Bangsa dapat didefinisikan sebagai satu
kesatuan budaya, sebagai satu kesatuan bahasa, sebagai satu nasib dan
perjuangan, sebagai satu kesatuan sejarah dan lain sebagainya. Sehingga
indonesia masih merupakan satu kesatuan bangsa meskipun bukan merupakan satu
darah. Untuk itu perlu dipikirkan bahwa satu kesatuan yang mengikatt ratusan
suku bangsa ini menjadi satu kesatuan bernama bangsa indonesia.
Negara
indonesia merupakan satu kesatuan politik sebagainama yang telah dibahas oleh
Mohamad Yamin, yaitu mencakup daerah bekas jajahan Hindia – Belanda. Dengan
demikian jelas bahwa indonesia merupakan suatu kedaulatan politik karena
mencakup seluruh daerah kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau di kawasan
Asia tenggara yang pernah dijajah oleh belanda.
Sejarah
mencatat istilah bangsa indonesia baru diterima pada akhir – akhir kekuasaan hindia – belanda . istilah ini
dipopulerkan oleh beberapa organisasi besar yang ada di indonesiaistilah ini
nyaris bersamaan waktunya dengan tututan indonesia merdeka.
Sejarah
indonesia menggambarkan perkembangan suku – suku bangsa indonesia dan merupakan bagian dari keaneka ragaman
sejarah lokal yang menjadi satu kesatuan dalam bentuk sejarah nasional
indonesia. Sejarah indonesia bersifat bhinneka tunggal ika. Sehingga
inti sejarah adalah ideologi persatuan dan kesatuan dengan maksud untuk
membuktikan adanya perjalanan dan perkembangan suatu bangsa besar. Sejarah yang
memberikan kesadaran bahwa tanah air indonesia merupakan ruang lingkup hidup
mutlak bagi bangsa indonesia.
2.3 Karakteristik Pendidikan Sejarah
2.3.1 karakteristik
khusus yang membedakan Ilmu Sejarah
dengan ilmu-ilmu sosial lainnya
Ilmu
sejarah memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dengan
ilmu-ilmu sosial lainnya, antara lain sebagai berikut :
1.
Kajian sejarah
merupakan kajian tentang kelampauan (past). Dengan demikian objek kajian sejarah
adalah semua peristiwa tentang kehidupan manusia yang dianggap penting yang
berlangsung pada masa yang lalu.
2.
Objek kajian sejarah
terikat pada waktu dan tempat (temporal
spasial) sehingga temuan-temuannya bersifat partikularistik, yakni setiap
peristiwa sejarah memiliki waktu dan tempatnya sendiri.
3.
Peristiwa sejarah
terjadi hanya sekali sehingga bersifat unik (eenmalig), yakni tidak akan ditemukan peristiwa sejarah yang sama pada
tempat dan waktu yang berlainan. Salah satu implikasinya adalah bahwa hipotesis
tidak akan dieksperimenkan dan diuji ulang.
4.
Temuan-temuan dalam
kajian sejarah bersifat tidak teratur
sehubungan dengan adanya keunikan dari
setiap peristiwa sejarah yang ada.
5.
Deskripsi sejarah
bersifat vertikal dan menggunakan perspektif diakronik, yakni sangat
memperhatikan kronologis.
6.
Generalisasi yang
dihasilkan tidak dapat digunakan untuk meramal karena sejarah tidak menemukan
hukum-hukum umum.
2.3.2 Tujuan ideal dari
pendidikan sejarah
Ismaun (2005:160-161) menjelaskan
bahwa tujuan ideal dari pendidikan sejarah adalah agar peserta didik mampu:
1. Memahami
sejarah
2. Memiliki
kesadaran sejarah
3. Memiliki
wawasan sejarah
Untuk
mencapai tujuan ideal seperti itu maka pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran
sejarah perlu dijabarkan menurut taksonomi pendidikan antara lain, menjadi
beberapa tujuan yang lebih spesifik sebagai berikut :
1.Kemampuan
kognitif yang dikembangkan dalam pendidikan sejarah, adalah :
a. Pengetahuan
tentang peristiwa sejarah
b. Pemahaman
tentang peristiwa sejarah
c. Kemampuan
mengklarifikasi sumber sejarah
d. Kemampuan
melakukan kritik terhadap sumber sejarah
e. Kemampuan
merumuskan informasi dari sumber sejarah
f. Kemampuan
menghubungkan antarinformasi
g. Kemampuan
menggunakan hukum sebab akibat
h. Kemampuan
menggunakan berbagai istilah dan konsep
i.
Kemampuan menggunakan
berbagai konsep, generalisasi, dan teori dari berbagai disiplin ilmu
j.
Kemampuan menafsirkan
fakta-fakta sejarah
k. Kemampuan
menarik pelajaran dari suatu peristiwa sejarah
l.
Kemampuan bercerita
tentang peristiwa sejarah (Hasan, 1994: 17-18)
2.Kemampuan
afektif yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran sejarah, antara lain:
a. Membina
dan mengembangkan kesadaran berbangsa (cinta tanah air dan bangsa)
b. Mengembangkan
penghargaan terhadap prestasi
c. Memupuk
keinginan untuk mengambil teladan dari tokoh-tokoh sejarah
d. Memupuk
saling pengertian
e. Mengembangkan
inisiatif
f. Gemar
membaca (Hasan,1994:18-19)
Hasan (1996)
menjelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran sejarah perlu mempertimbangkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Pendekatan
yang dikembangkan dalam pendidikan sejarah perlu mempertimbangkan tiga dimensi
waktu sejarah : masa lalu, masa kini,
dan masa yang akan datang sebagai kontinuitas dalam suatu hubungan kausalitas.
2. Proses
pembelajaran sejarah harus memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memahami apa
yang terjadi di lingkungan sekitarnya.
3. Proses
pembelajaran sejarah harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan wawasan bahwa cerita sejarah yang mereka pelajari tidak lain
merupakan hasil rekontruksi sejarawan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu sejarah.
4. Proses
pembelajaran sejarah perlu dikembangkan dengan
menggunakan pendekatan lain, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya,
agama, dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Proses
pembelajaran sejarah perlu juga memunculkan isu-isu kontroversi sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Sintesis
yang dapat kita temukan dari pengertian dasar pendidikan adalah peranannya
sebagai unsur pokok dari proses dasar kehidupan manusia, yakni sosialisasi dan
enkulturasi berupa proses pewarisan nilai-nilai sosial dan kultural oleh
generasi penerus.
2.4 Sejarah
sebagai sumber dan media pendidikan
2.4.1 Proses
Pewarisan Nilai
Hubungan
sejarah dan pendidikan akan tampak dikaitkan dengan proses pewarisan nilai,
yakni nilai-nilai luhur yang dikembangkan oleh generasi terdahulu yang perlu
diwarisikan pada generasi masa kini. Proses pewarisan nilai seperti ini tidak saja penting untuk
membangun kepribadian, melainkan juga penting untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi tantangan pada masa kini dan masa yang akan dating. Misi yang
diemban oleh pendidikan nasional kita adalah membentuk manusia-manusia
Indonesia yang berkepribadian, yakn manusia-manusia yang sadar akan
kewajibannya terhadap diri, keluarga, masyarakat, bangsa maupun negaranya.
Sejarah
dapat kita pahami sebagai sekumpulan pengalaman hidup manusia pada masa lampau
dalam bentuk kisah, baik lisan maupun tulisan. Pengalaman-pengalaman hidup
manusia yang diabadikan dalam bentuk kisah sejarah tersebut akan sangat
berharga bagi kehidupan manusia, baik pada masa kini maupun pada masa yang akan
datang.
Reiner
( 1961 : 13 ) menyatakan bahwa “ Without our past we are unable to construct
ideas about the concequences of our actions”.
Pendidikan
tidak akan mungkin dapat diselenggarakan tanpa dukungan dari sejarah. Tidaklah
berlebihan jika kita katakan bahwa sejarah berperan sebagai media dan sekaligus
sumber pendidikan.
2.4.2 Proses
Pembentukan Kesadaran Sejarah
Sejarah
tidak serta merta berfungsi sebagai wahana bagi proses penumbuhan dan
pengembangan karakter kebangsaan. Proses penumbuhan dan pengembangankarakter
kebangsaan hanya dimungkinkan jika kita telah memiliki kesadarn sejarah.
Menurut Seojatmoko ( 1976 : 13 ), kesadaran sejarah merupakan suatu orientasi
intelektual atau suatu sikap jiwa yang perlu untuk memahami secara tepat paham
kepribadian nasional. Kesadaran sejarah akan membimbing manusia pada pengertian
mengenai diri sendiri sebagai bangsa ( self understanding of nation ).
Widja
( 1992 : 56 ) menyatakan bahwa kesadaran sejarah menyangkut kondisi kejiwaan
yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna dan hakikat sejarah bagi masa
kini dan masa yang akan datang. Kesadaran sejarah seperti ini akan menjadi
dasar bagi berfugsinya sejarah bagi penumbuhan dan pengembangan karakter
kebangsaan.
Pelaksaan
pendidikan haruslah dibarengi dengan kesiapan para pendidik yang dibarengi
dengan kemampuan akademik, kompetensi pedagogikmdan profesional, serta tanggung
jawab yang tinggi dalam mengemban amanah sebagai pendidik. Pendidikan sejarah
yang diselenggarakan dengan baik seperti itu akan memungkinkan para pelajar
untuk dapat memahami sejarah, membangun kesadaran sejarah, serta pada
gilirannya nanti akan dapat membangun karakter kebangsaan. Dengan demikian
pendidikan sejarah akan dapat berfungsi sebagai pembangun kesadaran generasi
muda untuk mencintai tanah air dan bangsa, mencintai kesatuan dan kesatuan
nasional, serta memegang teguh kepribadian nasional sehingga akan memberikan
landasan dalam pergaulan internasional yang bermatabat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Sejarah mencatat istilah bangsa
indonesia baru diterima pada akhir – akhir
kekuasaan hindia – belanda . istilah ini dipopulerkan oleh beberapa
organisasi besar yang ada di Indonesia istilah ini nyaris bersamaan waktunya
dengan tututan indonesia merdeka.
Sejarah
indonesia menggambarkan perkembangan suku – suku bangsa indonesia dan merupakan bagian dari keaneka ragaman
sejarah lokal yang menjadi satu kesatuan dalam bentuk sejarah nasional
indonesia. Sejarah indonesia bersifat bhinneka tunggal ika. Sehingga
inti sejarah adalah ideologi persatuan dan kesatuan dengan maksud untuk
membuktikan adanya perjalanan dan perkembangan suatu bangsa besar. Sejarah yang
memberikan kesadaran bahwa tanah air indonesia merupakan ruang lingkup hidup
mutlak bagi bangsa indonesia.
Sejarah sebagai sumber dan media
pendidikan dibagi manjadi dua, yaitu Proses
Pewarisan Nilai dan Proses
Pembentukan Kesadaran Sejarah.
Pendidikan tidak akan mungkin dapat
diselenggarakan tanpa dukungan dari sejarah. Tidaklah berlebihan jika kita
katakan bahwa sejarah berperan sebagai media dan sekaligus sumber pendidikan.
3.2 Saran
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca, serta menambah pengetahuan tentang
Sejarah sebagai sumber dan media pendidikan. Makalah ini tidak luput dari
kesalahan dalam penulisan maupun dalam tata bahasa, untuk itu kami minta kritik
dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki makalah kami, agar kedepannya
makalah kami lebih baik lagi dari makalah yang sekarang ini.
1 komentar:
mantap
vana
Posting Komentar